sang musafir
Monday, April 9, 2007
SANG MUSAFIR
Saat ini musafir sedang berada di tempat peristirahatannya. Sambil mengumpulkan bekal untuk perjalanan yang seterusnya. Dia memperkirakan berapa banyak bekal yang harus dipersiapkan dan bekal apa saja yang akan di bawa hingga ia bisa sampai kepada tujuan perjalanannya dengan selamat.
Dipilihnya berbagai perbekalan yang ada…sering ia merasa tergoda dan lupa dengan tujuannya. Hidangan perbekalan yang di sajikan membuai dirinya. Terkadang dia enggan berpisah dengan tempat peristirahatannya. Tapi itu tidak mungkin. Karena ia…MUSAFIR.
Sesekali musafir mengambil bekal yang benar. Tapi tak jarang dia mengambil bekal yang dikiranya benar, padahal itu tidak berguna dalam perjalanannya nanti.
Sang musafir di berikan kebebasan untuk menentukan perbekalan yang ingin di bawanya. Ia juga di berikan kebebasan untuk menentukan arah perjalanan nya untuk mencapai tujuan. Dan sang musafir mulai belajar untuk mengetahui jalan mana yang kiranya akan dilalui. Dia harus yakin bahwa jalan yang akan dilaluinya dapat menghantarkan ia sampai ketujuannya dengan selamat.
Dia melihat begitu banyak jalan untuk mencapai tempat tujuan nya. Tempat tujuan semua manusia. Ada jalan yang begitu banyak dilalui orang, ada juga jalan yang hanya dilewati oleh beberapa orang dan ada jalan yang belum dilalui oleh seorang pun. Dijalan itu ia juga melihat cahaya yang bertingkat-tingkat. Bahkan setiap orang memiliki cahayanya sendiri. Ada yang begitu redup cahayanya, bahkan untuk menunjukkan arah saja tidak cukup. Orang itu berjalan dengan meraba-raba, sesekali berhenti dan kembali berjalan. Ada yang memiliki cahaya sangat terang seakan orang ini diliputi cahaya tujuh matahari.
Sang musafir berfikir untuk mencari jalannya sendiri. Jalan yang dia diyakini. Mungkin jalan itu banyak dilalui orang, mungkin juga jalan itu sedikit dilalui orang, bahkan bisa saja jalan itu belum pernah dilalui oleg seorang pun.
Namun sang Musafir tahu, dia punya kompas yang dapat menuntunnya menunjukkan arah jalan untuk sampai ketujuan. Sang musafir harus berjuang menemukan kompas. Karena kompas hanya bisa ditemukan dalam jiwa yang mencapai kesadaran.
Sekarang sang musafir sedang berjuang mencapai kesadaran dan menemukan kompas yang akan menuntunnya ke jalan yang lurus.